Jumat, 27 Juli 2012

KAMPANYE "AKU BANGGA AKU TAHU KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA"


Latar Belakang

Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa pada tahun 2008 terjadi laju peningkatan kasus 
baru AIDS yang semakin cepat terutama dalam 3 tahun terakhir ini.  Berdasarkan laporan 
situasi perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia  sepuluh tahun terakhir sampai dengan 30 
Juni  2011, secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan adalah 26.483 kasus AIDS 
yang berasal dari 33 provinsi.  Tidak satu provinsipun yang luput.  Kasus yang terbanyak  
terdapat di DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah, Kalimantan 
Barat, Sulawesi Selatan, DIY, Sulawesi Utara, Sumatera Utara.  Kasus tertinggi pada 
kelompok umur 20–29 tahun (46,4%), kelompok umur 30–39 tahun (31,5%), kelompok umur 
40–49 tahun tahun (9,8%).  Sedangkan cara penularan kasus AIDS kumulatif dilaporkan 
melalui hubungan seks heteroseksual (54,8%),  Injecting Drug User atau IDU (36,2%), 
hubungan seks sesama lelaki (2,9%), dan perinatal (2,8%). 

Tampak bahwa kasus AIDS bergeser ke kelompok umur yang lebih muda, dengan dua 
penyebab utama penyebaran/penularan HIV yakni: melalui cairan kelamin lewat hubungan 
seks, dan darah lewat jarum suntik diantara pengguna narkoba.  Kelompok umur dengan 
kasus AIDS tertinggi adalah: kelompok umur 20-29 tahun, dan kelompok umur 30-39 tahun, 
dengan usia terendah adalah 20 dan 29 tahun, ini berarti jika sejak terinfeksi sampai masuk 
ke kondisi AIDS lamanya 5 tahun, maka usia terendah saat terinfeksi sekitar 15-24 tahun.  

Kesepakatan global dalam upaya pengendalian HIV dan AIDS dalam MDGs memiliki target 
yakni mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurunnya kasus baru pada 
tahun 2015, dengan indikator sebagai berikut:
a. Prevalensi HIV <0,5% pada mereka yang berumur 15-24 tahun.
b. Penggunaan kondom pada hubungan seksual berisiko pada mereka yang 
berumur 15–24 tahun sebesar 50%.
c. Proporsi pada mereka yang berumur 15–24 tahun, mempunyai pengetahuan 
komprehensif dan benar tentang HIV dan AIDS yaitu sebesar 95 %.
d. Proporsi orang dengan HIV lanjut yang akses terhadap pengobatan Anti 
Retroviral Virus (ARV) yaitu 80%.

Kesepakatan global di atas diperbarui pada bulan Juni 2011 menjadi:  Pada tahun 2015 -
Getting to Zero : Zero New Infected, Zero Discrimination, dan Zero HIV Related Death. 
Berarti bahwa pada tahun 2015  - Tidak ada lagi kasus baru infeksi  HIV, Hapusnya 2
diskriminasi kepada pengidap dan penderita HIV dan AIDS, serta Tidak ada lagi kematian 
yang berhubungan dengan HIV.  

Tantangan Yang Dihadapi

Jumlah atau data kasus AIDS yang terdeteksi diperoleh dari mereka yang ditolong atau 
datang mencari pertolongan ke pelayanan AIDS/Kesehatan.  Bagaikan fenomena gunung 
es, data kasus AIDS yang tercatat ini adalah puncak gunung es yang terlihat di atas 
permukaan air, sedangkan badan gunung es tersebut – yakni bagian terbesar dari gunung 
tersebut berada di bawah permukaan air – tidak terdeteksi.  

Karena sifat virus ini memerlukan waktu 5 sampai dengan 10 tahun untuk membuat 
pengidap HIV masuk ke kondisi AIDS, ini berarti ada sejumlah besar pengidap HIV yang 
belum masuk ke kondisi AIDS, dan mereka berada diantara masyarakat dan terlihat normal 
sama seperti orang sehat lainnya.  Menurut perkiraan WHO untuk setiap 1 kasus infeksi 
HIV, maka kasus HIV yang “tersembunyi” adalah 100-200 orang.  Mereka berada bersamasama masyarakat yang sehat lainnya.  Mereka tidak mencari pertolongan, bahkan mungkin 
tidak sadar jika mereka mengidap HIV, dan masih berperilaku yang berisiko untuk 
menularkannya kepada orang lain.

Adalah tidak mungkin mengharapkan tidak terjadinya kasus baru infeksi HIV diantara kaum 
muda usia 15-24 tahun, jika mereka tidak tahu apa itu HIV dan AIDS dan bagaimana cara 
menghindarkan dirinya dari terinfeksi HIV, dan tentu saja juga tidak mungkin mengharapkan 
hilangnya perlakuan yang diskriminatif terhadap pengidap dan  penderita HIV dan AIDS 
diantara kaum muda, jika mereka tidak tahu bagaimana HIV dapat menular dan bagaimana 
tidak, kita juga tidak mungkin dapat mengharapkan hapusnya kematian yang berhubungan 
dengan HIV diantara kaum muda, jika mereka bahkan tidak tahu bahwa mereka mengidap 
HIV atau tidak.  

Kesimpulannya: Tidaklah mungkin upaya pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS 
dilaksanakan tanpa dibarengi dengan kampanye edukasi publik, dan hal ini harus segera 
dilakukan karena kita berpacu dengan waktu untuk segera menggunting rantai penyebaran 
HIV diantara kaum muda milik bangsa.3

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menyatakan, secara nasional baru 11,4% 
penduduk umur 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan yang benar dan komprehensif 
tentang HIV dan AIDS.

Kampanye HIV dan AIDS Kepada Kaum Muda – Populasi Umum Usia 15-24 Tahun
Menyadari masalah yang dihadapi dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV dan 
AIDS di Indonesia, khususnya kepada kaum muda usia 15-24 tahun, serta laporan yang 
menunjukkan bahwa tidak satupun provinsi yang luput dari kasus AIDS, maka Pusat 
Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI berkomitmen untuk menyebarkan 
pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS kepada seluruh kaum 
muda usia 15-24 tahun di seluruh provinsi Indonesia, melalui sebuah kampanye edukasi 
yang akan dilaksanakan bersama lintas sektor terkait, dan pihak-pihak yang perduli, mulai 
tahun 2012 sampai dengan 2014.

Nama / Tema Kampanye Edukasi HIV dan AIDS
Persiapan kampanye ini telah dilaksanakan sejak pertengahan tahun 2011 khususnya 
menggalang komitmen pemerintah daerah dan lintas sektor serta penyiapan materi edukasi 
dan informasi yang akan digunakan dalam kampanye edukasi ini, dengan tema:

“AKU BANGGA AKU TAHU”

Pesan Kunci Kampanye:   
• Jiwa yang tegar NO Narkoba        
• Hati yang murni NO Seks Bebas

Tujuan Kampanye:  Meratakan pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV 
dan AIDS diantara kaum muda – populasi umum usia 15-24 tahun

Khalayak Sasaran Kampanye:
Kaum muda – populasi umum usia 15-24 tahun di seluruh provinsi Indonesia
Nuansa Kampanye: Apapun cara yang dipilih untuk menyampaikan informasi/pengetahuan 
yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS  – semua disampaikan dengan 
penghargaan yang tinggi kepada kaum muda sebagai pribadi, dan mendukung mereka 
dalam upaya mereka membangun jati dirinya sebagai pribadi yang berpikiran maju, terbuka 4
dan memiliki pendirian yang teguh, tahu apa yang benar dan baik bagi dirinya, keluarganya 
dan bangsanya.   (baca juga “Penyikapan Bersama”)

Tempat Sasaran Kampanye:
• SLTP 
• SLTA
• Perguruan Tinggi
• Tempat Kerja (Formal dan Non Formal)
• Organisasi Kepemudaan

Peluncuran Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu” secara Nasional
Sejak kampanye ini mulai dirancang, Kementerian Kesehatan terus melakukan 
penggalangan kesemua pihak yang perduli, baik lintas sektor/lembaga pemerintah, maupun 
swasta, untuk bergabung bersama-sama melaksanakan kampanye ini, karena semakin 
banyak yang bergabung semakin cepat kampanye pemerataan pengetahuan tentang HIV 
dan AIDS ini dapat dituntaskan.  Menteri Dalam Negeri RI telah mengirimkan surat tentang 
pelaksanaan  kampanye ini, kepada para Gubernur, Bupati, dan Walikota di 10 Provinsi 
Pertama yang terpilih untuk Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu” tahun 2012.
Pada tanggal 27 November 2011 Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu” diluncurkan secara 
resmi oleh Wakil Presiden RI Budiono bertepatan dengan perayaan Hari AIDS Sedunia di 
Jakarta.  Peluncuran ini menandai dimulainya gerakan kampanye edukasi publik tentang 
HIV dan AIDS yang ditujukan kepada populasi umum usia 15-24 tahun di seluruh Indonesia.  
Seminggu sebelumnya, berbarengan dengan Simposium the Nineteenth of Asean Taskforce 
on AIDS di Bandung, Gubernur dari 10 Provinsi: Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, 
Jawa Timur, Sumatera Utara, Riau, Sulawesi Selatan, Bali, Kalimantan Barat, dan Papua, 
menyatakan komitmen bersama untuk menyukseskan kampanye ini.  Komitmen kesepuluh 
Gubernur dari sepuluh provinsi Indonesia ini dilaksanakan dalam suatu acara konferensi 
video lewat satelit, dengan disaksikan oleh Wakil Menteri Kesehatan dan peserta simposium 
the Nineteenth of Asean Taskforce on AIDS, dari mancanegara.5

Tahap Pelaksanaan Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu” Tahun 2012 - 2014
Tahun 2012 = 10 provinsi
-siklus 1 ------- 100 kab/kota, terdiri 2 tahap:
                          *tahap 1 : 1000 SLTP
                                          1000 SLTA
                                            500 Perguruan Tinggi
                                          1000 Tempat Kerja
                                          1000 Organisasi Kepemudaan
                           *tahap 2 : Tempat Sasaran Kampanye yang belum diliput, dilaksanakan oleh Pemda 
                                           dan Sektor Terkait
-siklus 2 -------- 73 Kab/Kota,
                           Dilaksanakan dengan pola yang sama dengan SIKLUS 
-siklus 3 -------- 60 Kab/Kota,
                           Dilaksanakan dengan pola yang sama dengan SIKLUS 

TAHUN 2013 = 13 Provinsi,
                           Dilaksanakan dengan pola yang sama dengan Tahun 2012

TAHUN 2014 = 10 Provinsi,
                           Dilaksanakan dengan pola yang sama dengan Tahun 2012

10 Provinsi Tahun 2012 :
1. DKI Jakarta
2. Jawa Barat
3. Jawa Tengah
4. Jawa Timur
5. Sumatera Utara
6. Riau
7. Kalimantan Barat
8. Sulawesi Selatan
9. Bali
10. Papua

13 Provinsi Tahun 2013 :
1. Papua Barat
2. Sulawesi Utara
3. Kepulauan Riau
4. DI Yogyakarta
5. Maluku
6. Sumatera Barat
7. Banten
8. Jambi
9. NTT
10. Sumatera Selatan
11. NTB
12. Lampung
13. Bengkulu

10 Provinsi Tahun 2014 :
1. Kepulauan Bangka Belitung
2. Kalimantan Tengah
3. NAD
4. Kalimantan Selatan
5. Sulawesi Tenggara
6. Maluku Utara
7. Kalimantan Timur
8. Sulawesi Tengah
9. Gorontalo
10. Sulawesi Barat

Lingkup Kegiatan Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu”

1. Kegiatan Orientasi Fasilitator  – 5 (lima) Fasilitator per Kabupaten/Kota (masing-masing dari  Dinas    Kesehatan, DinDikbud - Menengah, Tinggi, Dinakertrans, Dinas 
Agama, dan Dinas Sosial)
2. Kegiatan Penyuluhan oleh Fasilitator kepada Penanggung Jawab Tempat Sasaran
3. Kegiatan Penyuluhan/Edukasi oleh Penanggung Jawab kepada Khalayak Sasaran
4. Monitoring & Support
5. Laporan Akhir
Jika Anda telah membaca sampai di sini, maka Anda telah mendapatkan konfirmasi bahwa 
Anda adalah bagian dari suatu kelompok yang besar dari bangsa Indonesia yang perduli 
atas nasib kaum muda kita, dan juga, bahwa apa yang akan kita lakukan dan upayakan 
untuk menghindarkan kaum muda kita dari ancaman HIV dan AIDS, akan dipantau oleh 
saudara-saudara kita sesama para perduli lainnya dari mancanegara.

Hasil Yang Diharapkan

Sebelum kita simak apa saja hasil yang diharapkan dari kampanye ini agar kita dapat 
menyamakan gerak dan upaya kita untuk mencapainya, terlebih dulu mari kita samakan 
kembali pemahaman kita atas hal penting yang mendasarinya, yakni Hak Asasi Manusia.
Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada setiap manusia yang didapatkan 
semenjak dia dilahirkan dan harus dihormati oleh siapapun maupun oleh negara.  Persatuan 
Bangsa-Bangsa dalam Sidang Majelis Umum (10 Desember 1948) telah memproklamasikan 
Deklarasi Universal tentang Hak-Hak Asasi Manusia yang digunakan sebagai pedoman 
pelaksanaan umum bagi semua bangsa dan negara.

Beberapa ayat dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia ini antara lain:
o Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.  
Mereka dikarunia akal dan budi dan kehendak untuk bergaul satu sama lain dalam 
persaudaraan
o Semua orang berhak atas hak dan kebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini 
dengan tidak ada pengecualian apapun, seperti misalnya bangsa, warna kulit, jenis 
kelamin, bahasa, agama, politik, atau pendapat lain, asal-usul kebangsaan atau 
sosial, milik, kelahiran ataupun status lain
o Setiap orang berhak atas kehidupan, kebebasan dan keselamatan sebagai induvidu
o Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, diperlakukan atau 
dihukum secara tidak manusiawi atau dihina
o Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang 
sama tanpa diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap 
setiap bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan Deklarasi ini, dan terhadap 
segala hasutan yang mengarah pada diskriminasi semacam ini.

Besarnya jumlah kasus HIV dan AIDS yang diakibatkan oleh penularan akibat hubungan 
seksual yang bebas (seks bebas di luar nikah) dan akibat penggunaan jarum suntik diantara 8
pengguna narkoba, serta aktivitas lainnya yang berlawanan dengan ajaran agama, etika, 
norma atau adat dan budaya masyarakat, telah menimbulkan persepsi pada masyarakat 
bahwa pengidap dan penderita HIV dan AIDS adalah memalukan dan harus dijauhi.  Stigma 
(memberi nilai/cap yang merendahkan), dan perlakuan yang diskriminatif (perlakuan yang 
membedakan) keduanya bertentangan dengan Hak Asasi Manusia.  

Kita diharapkan dengan bijaksana menjelaskan hal ini kepada kaum muda yang kita 
bimbing, agar mereka dapat mengerti dan menyadari bahwa yang kita perangi adalah 
virusnya atau penyakitnya, bukan orangnya.  Mari kita ajak mereka berempati, bagaimana 
jika pengidap atau penderita HIV dan AIDS itu adalah orang yang kita kasihi?.  Keluarga 
kita, adik atau kakak kita?  Sahabat atau sanak saudara kita?  Apakah kita akan menyerah 
begitu saja?  Tentu tidak, kita pasti  akan mencari dan pengupayakan pertolongan dan 
pengobatan baginya.  

Banyak cara mengapa dia tertular HIV, bisa karena perilakunya yang salah atau juga karena 
perlakuan orang lain kepadanya.  Apapun itu, kita ingin dia, yang kita kasihi, bisa dipulihkan 
dari penyakit yang dideritanya, maupun dari perilakunya yang salah (jika memang 
perilakunya yang salah), kita ingin orang lain disekeliling kita mengerti perasaan dan pikiran 
kita, dan mendukung kita tentang hal ini, dan tidak mencap dia sebagai orang yang dikutuk 
Tuhan, yang memalukan, dan harus dijauhi.  Jika ini semua yang kita rasakan, mari kita 
mulai dari diri kita masing-masing  – jangan memperlakukan mereka secara diskriminatif, 
mereka berhak untuk diperlakukan dengan adil dan dihormati martabatnya sebagai sesama 
manusia, sama dengan kita.

Mari dukung mereka, berikan informasi tentang HIV dan AIDS dan pengobatannya, agar 
mereka bisa mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan.  Jangan tunggu sampai kita 
berada dalam posisi mereka barulah kita bertindak yang benar..  Mari kita musuhi HIV dan 
AIDS-nya, BUKAN orangnya..!   

Dengan dasar pemahaman yang benar tentang Hak Asasi Manusia, kini kita sadari bahwa 
Hasil Kampanye adalah hal yang harus kita capai dan tidak dapat ditawar-tawar.

Hasil yang diharapkan dari Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu”

1. Dengan memiliki pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS, 
kaum muda – populasi umum usia 15-24 tahun akan dapat menjaga dirinya agar 
tidak tertular HIV.9
2. Dengan memiliki pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS, 
kaum muda – populasi umum usia 15-24 tahun akan bersikap tidak diskriminatif 
kepada pengidap dan penderita HIV dan AIDS.
3. Dengan memiliki pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS, 
kaum muda – populasi umum usia 15-24 tahun  yang telah tertular, akan 
memeriksakan dirinya untuk mendapatkan pertolongan.
4. Dengan memiliki pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS, 
kaum muda  – populasi umum usia 15-24 tahun  yang telah tertular,  akan dapat 
menjaga dirinya agar tidak menularkan kepada orang lain.
Penyikapan Bersama atas pelaksanaan Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu”
Kementerian Kesehatan RI mengajak semua pihak untuk bergabung bersama dalam 
melaksanakan Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu”, karena semakin banyak pihak yang 
perduli dan secara aktif terlibat dalam kampanye ini, semakin cepat kampanye ini 
diselesaikan, berarti semakin banyak kaum muda yang terselamatkan, terhindar dari 
ancaman HIV dan AIDS.  Untuk itu sangatlah penting untuk menyamakan penyikapan 
semua pihak yang dan akan terlibat dalam pelaksanaan kampanye ini tentang bagaimana 
kampanye edukasi ini dilaksanakan.  Kementerian Kesehatan RI mengharapkan hal ini akan 
menjadi Penyikapan Bersama yang akan menyatukan semua upaya edukasi HIV dan AIDS 
kepada populasi umum usia 15-24 tahun di Indonesia. 

Penyikapan Kementerian Kesehatan RI – Penyikapan Bersama

1. Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu” adalah kampanye edukasi publik tentang HIV 
dan AIDS, ditujukan kepada populasi umum usia 15-24 tahun.
2. Informasi tentang HIV dan AIDS, cara penularannya  - bagaimana virus ini dapat 
ditularkan, dan bagaimana tidak, SELURUHNYA disampaikan dalam materi KIE 
kampanye seperti,  leaflet, DVD, dan poster, KECUALI tentang pencegahan dengan 
penggunaan kondom.
3. Pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS dengan penggunaan kondom 
disampaikan melalui dan dalam bimbingan seorang pembimbing dengan 
menggunakan materi yang telah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan, dan 
disampaikan  sesuai dengan kondisi kaum muda  yang dibimbingnya, serta adat 
dan budaya Indonesia. 

Sangatlah jelas bahwa latar belakang dibuatnya Penyikapan Bersama ini adalah karena: 
Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu” ditujukan kepada populasi umum usia 15-24 tahun, 
bukan kepada kelompok risiko tinggi (kelompok dengan perilaku dan kondisi kehidupan 
sehari-harinya berisiko untuk menularkan dan ditularkan HIV).  Memberikan informasi 
tentang penggunaan kondom sebagai cara pencegahan penularan HIV secara langsung –
begitu saja, tidaklah sesuai untuk populasi umum.  Diperlukan kearifan untuk memilih cara 
dan pengantar yang tepat, yang menguatkan iman dan moral kaum muda milik bangsa, 
sehingga informasi ini tidak disalah artikan, bahkan dimanfaatkan untuk mempromosikan 
seks bebas diluar nikah.  

Jika diantara kaum muda populasi umum 15-24 tahun yang dibimbing mungkin ada yang 
diperkirakan sudah berperilaku yang berisiko, diharapkan Pembimbing atau Penyuluh akan 
bersikap bijaksana, meluangkan waktu khusus untuk membimbing mereka, agar mereka 
memeriksakan diri, serta mendapat pertolongan pengobatan yang dibutuhkan sedini 
mungkin, tanpa mengakibatkan timbulnya perilaku diskriminatif dari teman dan lingkungan 
sekitarnya.  

Meski gaya hidup sebagian besar kaum selebriti Indonesia yang diberitakan setiap hari, atau 
bahkan lingkungan sekitar, tidak mendukung penguatan iman dan moral yang Anda 
upayakan, Jangan menyerah..!  Yang akan anda selamatkan adalah kaum muda penerus 
bangsa Indonesia, mereka sangat berharga dan terlalu berharga untuk dibiarkan terombangambing dalam membangun jati diri mereka..!  Mari dukung mereka membangun jati dirinya 
sebagai kaum muda Indonesia yang berpikiran maju, berpendirian teguh, tahu apa yang 
baik dan benar bagi dirinya, keluarganya, dan bangsanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar